MARYAM
Perempuan muda itu keluar dari masjid dengan tangisan yang
memecah, ia berlari sambil menyeka air matanya mejauhi masjid, entah apa yang
membuatnya menangis, namun yang pasti ada kejadian yang membuat hatinya terluka
dan ia harus keluar dari masjid tersebut, terlihat prempuan tersebut memakai
pakaian agak ketat dengan celana panjang dan kerudungnya yang pendek, nampaknya ia seperti seorang mualaf yang ingin mencari
ketenangan kedalam masjid.
Pakaiannya sederhana dan penampilannya tidak terlalu muslimah,
mungkin saja hal tersebut yang
membuatnya harus keluar dari masjid tersebut, karena masjid ini biasanya dihuni
oleh wanita-wanita dengan jilbab extra besar, dan gamis yang super lebar,
bahkan sebahagian dari mereka kebanyakan memakai cadar (penutup muka) dan
semuanya serba tertutup, apa sebenarnya yang terjadi di dalam masjid tersebut? kenapa prempuan yang malang itu keluar dengan berurai air
mata, bukankan mereka yang didalam masjid adalah wanita-wanita muslimah calon
penghuni surga, yang kelak menjadi bidadari ditaman-taman surga, mereka yang
menghiasi harinya dengan dengan lantunan ayat-ayat suci alqur’an, yang saling
nasihat-menasihati, bukankah mereka yang disebut didalam alqur’an wanita-wanita
sholeha, yang menjadi ibu bagi anak-anak mereka yang sholeh kelak, Lantas
kenapa perempuan yang keluar dari masjid itu menangis, adakah yang melukai
hatinya, atau adakah yang menyinggung dan menjelek-jelekkan penampilannya.
Pagi itu Maryam,
perempuan muda berumur 18 tahun lari dari rumah suaminya, ia sudah tidak tahan
dengan prilaku suaminya yang selalu menyiksa batinnya, pagi itu suaminya minta
izin kembali kepadanya untuk menikah lagi dengan istrinya yang keempat bernama
khofifah, sejatinya sebagai seorang perempuan yang penuh dengan persaan dan
kelemah lembutan ia tidak mau mengizinkan suaminya untuk menikah lagi, cukup
sudah siksaan batin yang dideritanya selama ini, ia tidak ingin ada wanita lain
yang tersiksa oleh prilaku suaminya yang biadab, cukuplah dirinya saja, suaminya
meminta untuk menikahi khofifah yang sejatinya masih berumur 12 tahun, yang
seharusnya khofifah masih duduk di bangku sekolah.
Maryam
masih ingat betul kisah 7 tahun yang lalu, ketika farhot datang kerumah ibunya
dan meminta izin untuk menikahinya, Maryam hanya bersembunyi di kamar, dan
berharap orantuanya menolak lamaran tersebut, namun harapan Maryam pupus, orang
tuanya menerima lamaran farhot tanpa meminta izin sepatah katapun kepadanya, ia
sadar kemiskinan yang menjerat keluarganya membuat orang tuanya rela menikahkan
putri satu-satunya untuk melunasi hutang kepada saudagar kaya tersebut, yaitu Farhot
yang kini jadi suaminya. Begitulah kisah pernikahannya dengan Farhot, ia ahirnya
dinikahi dan dibawa kerumah sang suami.
Waktu
berjalan begitu cepat, sebagai seorang istri Maryam melayani suaminya
dengan baik, walau prilaku kasar sering
diterimanya, namun sebagai istri ia harus tetap menjadi istri yang sholehah
bagi suaminya, ia mengabdikan diri untuk suaminya, karena surganya bisa ia
proleh dengan pengabdian kepada sang suami, namun badai menerpa, pengabdian
yang selama ini begitu tulus ia berikan ternyata tak dihargai sedikitpun,
suaminya minta kawin lagi, hati Maryam
begitu sakit, ia tidak tahu kenapa suaminya minta kawin lagi, apa yang salah
dan kurang dengan dirinya, kenapa suaminya tega menduakannya, ia bermaksud
menyakan itu semua, namun suaminya hanya berdalih ia menikah lagi karena agama
membolehkan hal tersebut, dan sebagai seorang istri ia harus meridhoi permintaan
suaminya kalau tidak ia akan di cap sebagai istri yang durhaka kepada suaminya,
hati Maryam begitu perih dan sakit, walau bukan seorang yang paham terhadap
agama, ia masih belum menerima alasan suaminya menikah lagi hanya karena dalil
agama, ia paham betul rasulullah melakukan itu betul-betul karena dakwah dan
bagian dari perjuangan, bukan dengan hawa nafsu semata seperti suaminya, namun
hari itu suaminya meminta izin menikahi seorang anak berusia 12 tahun, anak itu
merupakan anak dari kolega kerjanya, yang merupakan anak orang kaya juga,
Maryam paham betul selain karena kebiadaban suaminya untuk menikahi wanita
tersebut, ini juga sebagai bentuk hubungan bisnis dengan orang tua anak
tersebut dengan suaminya, sebagai seorang istri yang tidak punya wewenang
apa-apa Maryam hanya mengiyakan saja walau sejatinya hatinya begitu terluka.
itu cerita beberapa tahun yang silam, ketika
humairo menjadi istri kedua, kemudian hadir lagi samroh istri ketiga suaminya,
yang berumur 14 tahun empat tahun lebih muda darinya, dan pagi ini suaminya
minta izin lagi untuk menikahi khofifah untuk menyempurnakan istrinya menjadi 4
orang istri, Maryam sebagai istri tertua merasa sangat tertekan, umurnya yang
masih muda yaitu 18 tahun, yang seharusnya masih mengecap pendidikan di bangku
kuliah, sudah harus menerima kenyataan yang begitu pahit, dimadu, bukan hanya
dengan satu wanita, namun dengan tiga wanita, anaknya sudah tiga, istri kedua
suaminya sudah punya dua anak, dan istri ketiga suaminya sudah punya 1 anak,
dan hari ini suaminya minta menikah lagi.
Sejatinya
Maryam ikhlas kalau ia hanya dijadikan istri yang dimadu dengan serastus istri
sekalipun, namun yang membuatnya begitu terluka adalah agamanya dijadikan
kambing hitam oleh suaminya, agamanya yang mulia islam dijadikan sebagai alasan
untuk memuluskan napsu bejatnya,
rasulullah tetap saja kata suaminya sebagai contoh teladannya, namun suaminya
tidak pernah adil, rasulullah muhammada saw menikah karena penyelamatan keluarga, atau
melindungi wanita, atau untuk menghilangkan luka seorang muslimah karena suaminya meninggal dipeperangan untuk
menghiburnya akhirnya rasulullah menikahinya, dan kebanyakan dari mereka adalah
para janda yang umurnya sudah tua, sedangkan suaminya menikahi gadis-gadis
muda, rata-rata 12-14 tahun, hal itu yang membuatnya sedih, sejatinya islam
yang Rasulullah perjuangkan dengan kesungguhan, akhirnya disalah artikan sang
suami yang memaksakan kehendak dan hawa napsunya.
Pagi itu Maryam lari dari rumah suaminya ia memutuskan untuk
menenangkan diri diluar sana, ia berdo’a kepada tuhan untuk memberinya petunjuk
dan berharap ada orang yang bisa menghiburnya dan ada yang mau menyeka air matanya, tanpa
berfikir panjang dengan pakaian musimah ala kadarnya Maryam memasuki masjid
yang dijumpainya ditengah pelariannya,
ia melihat wanita-wanita muslimah didalamnya, ia tertarik dengan pakaian mereka
yang begitu rapat tertutup dan penuh dengan ke anggunan, sejurus kemudian
maryam mendatangi mereka dan meyalami mereka, namun sambutan hangat yang
diharapkannya malah bertolak belakang dengan ketidak sukaan mereka kepadanya,
seakan-akan mereka jijik dengannya, mungkin penampilannya yang berbeda, atau
bajunya yang terlalu ketat, tidak lebar seperti meraka, walau tidak mendapat
sambutan hangat, Maryam tetap duduk di antara mereka, kemudian salah satu dari
mereka memberikan ceramah dan nasehat kepada mereka semua, namun sungguh diluar
dugaan maryam, sang ustadzah
mengnyindirnya habis-habisan, ia disebut sebagai kafir karena mengikuti cara
berpakaian orang barat, dan mengikuti gaya mereka, walaupun tidak langsung dihadapkan
kepadannya, namun ia yakin betul maksud dari si penceramah bahwa dialah yang
mereka maksud, karena tidak biasanya sang ustadzah ceramah demikian, hal itupun
karena semua mata jemaat memandangnya, seakan-akan mata elang yang ingin
menerkamnya, disaat hatinya terluka, dan disaat ia butuh ada yang datang dan menyeka air
matanya, namun yang didapatkannya malah cacian dan makian, karena mereka tidak
satu golongan tidak satu mazhab, hingga akhirya Maryam keluar dari masjid
tersebut dengan berburai air mata.
Lantas iapun berdoa kepada tuhannya, ya robby aku bukanlah
orang yang paham agama, aku adalah orang yang buta dalam agama ini, karena
ketika aku baru saja mau melanjutkan
sekolah, aku telah diambil dan dinikahi karena dalil agama, ya allah aku memang
bukanlah wanita sholeha, namun aku yakin dengan berbakti pada suamiku aku akan
mendapat surgamu, namun apa yang kidapatkan ya robb, suamiku mengingkari pengabdianku,
dia menikah lagi ya robby, dan hari ini ketika aku ingin menyentuh islammu, dan
ingin memperdalam agamamu untuk menggapai cinta kasihmu, mereka malah
menghinaku dan mencaciku, ya robby aku yakin agamamu ini adalah agama yang hak,
agama yang dibawa nabi sebagai rahmat untuk umat, namun kenapa ya robb mereka
menjual agamamu demi kepentingan hawa napsu mereka, demi golongan mereka, demi kelompok dan cita-cita mereka, ya allah
aku hanya bisa meminta tetapkanlah hatiku untuk menjadi seorang yang
menyebarkan agamu yang hak, agama yang mengajarkan kedamaian, cinta kasih dan
rahmat bagi seluruh alam. Amiin.