Memahami makna Bhineka Tunggal Ika
Sejak
kemerdekaan bangsa indonesia dari penjajahan belanda dan jepang yang lamanya
berkisar 305 tahun lebih, bangsa ini telah lama berjuang untuk mempertahankan
kemerdekaannya, mengangkat harkat dan martabat bangsanya, kala itu ketika para
penjajah datang mengobrak abrik bangsa ini, menindas dan mencabik kebebasan dinegeri
ini, maka bangsa inipun bersatu menyuarakan satu tekad bulat melawan penjajah,
tidak adalagi dinding pemisah antara Islam, kristen, budha , antara orang jawa,
batak, atau minang, antara yang berkulit putih, atau hitam semuanya bersatu
demi menegakkan keadilan dibumi pertiwi, para pendiri bangsa ini dengan gigih
memperjuangkan bangsanya agar terbebas dari kungkungan penjajah, tepatnya pada
hari Jum’at 17 Agustus 1945 indonesia akhirnya memproklamasikan kemerdekaannya
maka lahirlah bangsa indonesia.
Setelah
indonesai merdeka maka lahirah sebuah semboyan yang mempersatukan bangsa ini
yang kita kenal dengan Bhineka Tunggal Ika yang berasal dari buku atau kitab Sutasoma
karangan Mpu Tantular , Bhineka Tunggal Ika sendiri mempunyai makna berbeda-beda
namun tetap satu jua, sebuah semboyan yang kecil namun penuh makna, namun hari
ini Bhineka Tunggal Ika seakan terkoyak dan dibanting oleh orang-orang yang
tidak bertanggung jawab, menikam nilai luhur Bhineka Tunggal ika, dengan
menyulut permusuhan dibumi pertiwi ini dengan mengatas namakan agama, ras dan
budaya.
Secara
mendalam Bhineka Tunggal Ika bermakna walaupun kita bangsa indonesia memiliki
banyak suku, agama, ras dan bahasa namun kita tetaplah satu kesatuan satu tanah
air yaitu tanah air Indonesia, kita satu tubuh,satu rumah yang harus saling
toleransi dan hormat menghormati, kita adalah saudara, tidak ada yang boleh
menorehkan luka diantara kita, kalau ada yang berusaha melukai bangsa kita maka
dia adalah musuh kita bersama.
Lantas bagaimana islam memandang Bhineka Tunggal Ika
Sebenarnya
jauh 1.400 tahun yang silam Islam telah mengatur tentang persatuan, perbedaan
agama, ras dan bahasa bukanlah alasan untuk kita berpecah, namun menjadikan
kita kaya akan kebudayaan, perbedaan akan menjadikan kita dewasa, kita bisa
mengenal satu sama lain, begitu kayanya bangsa ini mempunyai ribuan bahasa yang
berbeda , ribuan suku, dan adat istiadat yang mungkin bangsa lain tidak
memilikinya, namun ada saja yang menyulut perbedaan menjadi kehancuran, maka
sebagai anak bangsa kita harus tetap mempertahankan kesatuan dan persatuan
bangsa, kita jadikan perbedaan sebagai sebuah kekuatan, karena kita diciptakan
untuk saling mengenal satu sama lainnya.
Sebagaiman firman Allah swt dalam Al-Quran surat Al-Hujarat
ayat 13
Artinya: ‘’wahai
manusia ! sungguh kami telah menciptakan kamu dari seorang laki laki dan
seorang perempuan , kemudaian kami jadikan kamu berbangsa bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal.”
Berdasarkan ayat diatas ada beberapa hal yang harus kita
lakukan diantaranya
1.
Membuka
diri
Membuka diri maksudnya kita harus bisa
berkomunikasi harmoni, menebarkan cinta dan kasih sayang, tidak pilih kasih dan
terbuka untuk semua kalangan, tidak memandang suku, agama, ras dan adat
istiadat seseorang.
2.
Tolerasi
(menghargai perbedaan)
Didalam kehidupan berbangsa dan bernegara pasti
ada perbedaan, baik ia perbedaan agama, suku, bahasa, maka kita harus
menghormati perbedaan yang ada, jangan mencabik dan melukai golongan yang
berbeda dengan kita, dengan cara menghina, menghujat, atau merasa paling benar
3.
Menjadikan
perbedaan sebagai rahmat.
Dengan perbedaan yang banyak tersebut, kita
harus menjadikannya sebagai rahmat bukan laknat, karena kita kaya, kita bisa
mengenal suku yang berbeda dari kita, kita bisa belajar suku lain, agama lain,
dan adat istiadat orang lain, dengan demikia kita akan kaya wawasan, kaya
pengalaman dan kaya akan ilmu pengetahuan.
Pemahaman inilah yang seharusnya
ditancapkan kepada setiap individu bangsa indonesia terutama kaum pemuda, agar
tidak ada lagi kita dengar bentrok antar warga, tawuran sesama anak sekolah, pemahaman
Bhineka Tunggal ika sangat urgen sekali, karena kalau seseorang tidak faham Bhineka
tunggal ika, maka ia akan menjadikan
musuh siapa saja yang berbeda dengannya.
Para founding father bangsa ini sudah sangat
tepat sekali menjadikan Bhineka Tunggal Ika salah satu empat pilar dalam
berbangsa, maka jika ada satu golongan yang berusaha menciptakan dirinya
sebagai penguasa maka perlu pemahaman kembali tentang Bhineka Tunggal Ika yang sesungguhnya.
Oleh Ali Rohman Nasution
Tidak ada komentar:
Posting Komentar