Minggu, 21 Juni 2015

Nobar Film Ayat-Ayat Adinda Bersama Prof. Mahfud Md


Adinda menari-nari dibawah guyuran hujan disetapak jalan yang sempit menuju rumahnya, rona bahagia terpancar dari wajah cantiknya, ini merupakan kemenangan pertama bagi Adinda dalam Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) dikampungnya. dan Adinda akan mengikuti MTQ ketingkat selanjutnya. tentu hal itu akan membahagiakan kedua orang tuanya, namun tenyata harapan Adinda  jauh panggang dari api, niat baik Adinda memberikan kebanggaan kepada orang tuanya harus terhenti setelah sang ayah dengan tegas melarang Adinda mengikuti MTQ dan bahkan tidak membolehkannya keluar rumah.
 Adinda berontak, ingin rasanya ia bertanya kenapa? Mengapa? dan ada apa dengan ayahnya? Ada apa dengan keluarga mereka? Kenapa semuanya serba dilarang?  Kenapa mereka diasingkan? Kenapa dia tidak boleh ikut Qasidahan disekolah dan dilarang mengikuti MTQ? keinginan Adinda seolah selalu bertentangan dengan keinginan sang ayah’ semuanya serba salah yang membuat Adinda sering menangis tersipu dipojok kamarnya. Apakah Adinda akan mampu mewujudkan keinginanya mengitu MTQ antar Madrasah Ibtidai’yah seyogyakarta itu?
Cerita diatas merupakan sepenggal cerita Ayat-Ayat Adinda yang luar biasa. bagaimana cerita selanjutnya? Tontonlah dibioskop kesayangan anda ” 
Pagi ini aku mendapat undangan istimewa dari Youth Studies Institute Jakarta untuk menghadiri premier film Ayat-Ayat Adinda di XXI  Pondok Indah Mall Jakarta Selatan yang juga dihadiri oleh Prof. Mahfud Md, para pemain film Ayat –Ayat Adinda dan juga berbagai aktivis Islam dari berbagai organisasi. Awalnya aku mengira bahwa film Ayat -Ayat Adinda tak lebih dari sebuah film dakwah yang kaku dan mungkin biasa saja, akan  tetapi masih diadegan pertama film ini telah mampu meruntuhkan presepsiku, ia menyihirku dan penonton yang hadir, mengajakku mengenal sosok Adinda yang tangguh lagi berani, ia mendobrak tradisi dan berani berbeda dengan yang lain.
Tak kalah dengan Adinda kekagumanku tertuju pada Fazlur, anak yang lucu namun suka menolong, beberapa kali ia mengocok perutku dengan lawakannya yang khas, yang mengajarkanku bahwa menolong itu penting tapi membuat orang lain selalu bahagia dan tersenyum dengan kehadiran kita juga sangat penting, tentu masih banyak tokoh lain yang begitu menginspirasi difilm ini yang tidak diceritakan semuanya. setelah selesai menonton film ini saya sempat wawancara dengan  Prof. Mahfud Md  dan dia sangat mengapresiasi film ini, filmnya bagus, filmnya bagus kata beliau!
Ia filmnya memang bagus, bahkan sangat bagus, dan anda tidak akan menyesal menontonnya, film ini adalah rentetan dari berbagai aktivitas dakwah Gerakan Islam Cinta, yang mengajarkan kepada kita bahwa Islam  itu damai, Islam itu ramah bukan marah, film ini sunguh mengajarkanku banyak hal.
Memang sudah seharusnya umat Islam memahami Islam secara komprehensif (menyeluruh) dan sudah saatnya pula umat Islam berjihad diranah karya, bukan lagi pedang yang bicara tapi karya yang harus mengemuka.
Generasi muda harus berani menjadi pengkaji dan pendobrak yang mempertanyakan kemapanan, merontokkan status quo hukum yang tidak lagi berpihak pada kenyataan hidup yang terus berubah, karena bahkan wahyu ilahi bukanlah kalimat mati melainkan sebuah kata kerja yang harus kita jadikan sebagai pisau kehidupan untuk terus menggali kandungan hikmahnya, bukan saatnya lagi kita melabeli seseorang kafir atau bukan tapi mari kita berlomba-lomba berij’tihad dihadapan Tuhan dengan karya terbaik kita masing-masing.  
Karena mencintai Islam tidak terpatok pada satu cara/satu versi saja, untuk itu mari kita cintai Islam ini dengan versi terbik menurut kita. Dan bagi saya Ayat-Ayat Adinda, dan Gerakan Islam Cinta megajak kita menemukan Islam yang sesungguhnya. Luar biasa untuk Gerakan Islam Cinta dan film Ayat Ayat Adinda.


Oleh:

Ali El_nasti .

Jumat, 19 Juni 2015

Nobar Premier Ayat-Ayat Adinda Bersama Prof. Mahfud MD


Adinda menari-nari dibawah guyuran hujan disetapak jalan yang sempit menuju rumahnya, rona bahagia terpancar dari wajah cantiknya, ini merupakan kemenangan pertama bagi adinda dalam Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) dikampunya. dan dia akan mengikuti MTQ ketingkat selanjutnya. tentu hal itu akan membahagiakan kedua orang tuanya, namun tenyata harapan adinda  jauh panggang dari api, niat baik adinda memberikan kebanggaan kepada orang tuanya harus terhenti setelah sang ayah dengan tegas melarang adinda mengikuti MTQ dan bahkan tidak membolehkannya keluar rumah.
 Adinda berontak, ingin rasanya ia bertanya kenapa? Mengapa? Dan ada apa dengan ayahnya? Ada apa dengan keluarga mereka? Kenapa semuanya serba dilarang?  Kenapa mereka diasingkan? Kenapa dia tidak boleh ikut Qasidahan disekolah dan dilarang mengikuti MTQ,  keinginan adinda seolah selalu bertentangan dengan keinginan sang ayah’ semuanya serba salah yang membuat adinda sering menangis tersipu dipojok kamarnya. Apakah adinda akan mampu mewujudkan keinginanya mengitu MTQ antar Madrasah Ibtidai’yah seyogyakarta itu?
Cerita diatas merupakan sepenggal cerita ayat-ayat adinda yang luar biasa. bagaimana cerita selanjutnya? Nantikan tayangnya dibioskop kesayangan anda ” 
Pagi ini aku mendapat undangan istimewa dari Youth Studies Institute Jakarta untuk menghadiri premier film Ayat-Ayat Adinda di XXI  Pondok Indah Mall Jakarta Selatan yang juga dihadiri oleh Prof Mahfud Md, para pemain film Ayat –Ayat Adinda dan juga berbagai aktivis Islam dari berbagai organisasi. Awalnya aku mengira bahwa film ayat ayat adinda tak lebih dari sebuah film dakwah yang kaku dan mungkin biasa saja, akan  tetapi masih di adegan pertama film ini telah mampu meruntuhkan presepsiku, ia menyihirku dan penonton yang hadir, mengajakku mengenal sosok adinda yang tangguh lagi berani, ia mendobrak tradisi dan berani berbeda dengan yang lain.
Tak kalah dengan Adinda kekagumanku tertuju pada Fazlur, anak yang lucu namun suka menolong, beberapa kali ia mengocok  perutku dengan lawakannya yang khas, yang mengajarkanku bahwa menolong itu penting tapi membuat orang lain selalu bahagia dan tersenyum dengan kehadiran kita juga sangat penting, tentu masih banyak tokoh lain yang begitu menginspirasi difilm ini yang tidak diceritakan semuanya. setelah selesai menonton film ini saya sempat wawancara denga  Prof. Mahfud Md  dan dia sangat mengapresiasi film ini, filmnya bagus, film nya bagus kata beliau!
Ia film nya memang bagus, bahkan sangat bagus, dan anda tidak akan menyesal menontonnya, film ini adalah rentetan dari berbagai aktivitas dakwah Gerakan Islam Cinta, yang mengajarkan kepada kita bahwa Islam  itu damai, Islam itu ramah bukan marah, film ini sunguh mengajarkanku banyak hal.
Memang sudah seharusnya umat Islam memahami Islam secara komprehensif (menyeluruh) dan sudah saatnya pula umat Islam berjihad diranah karya, bukan lagi pedang yang bicara tapi karya yang harus mengemuka.
Generasi muda harus berani menjadi pengkaji dan pendobrak yang mempertanyakan kemapanan, merontokkan status quo hukum yang tidak lagi berpihak pada kenyataan hidup yang terus berubah, karena bahkan wahyu ilahi bukanlah kalimat mati melainkan sebuah kata kerja yang harus kita jadikan sebagai pisau kehidupan untuk terus menggali kandungan hikmahnya, bukan saatnya lagi kita melabeli seseorang kafir atau bukan tapi mari kita berlomba-lomba berij’tihad dihadapan Tuhan dengan karya terbaik kita masing-masing.  
Karena mencintai Islam tidak terpatok pada satu cara/satu versi saja, untuk itu mari kita cintai Islam ini dengan versi terbik menurut kita. Dan bagi saya Ayat-Ayat Adinda, dan Gerakan Islam Cinta megajak kita menemukan Islam yang sesungguhnya. Luar biasa untuk Gerakan Islam Cinta dan film Ayat Ayat Adinda.


Oleh:

Ali El_nasti .