Adinda menari-nari dibawah guyuran hujan disetapak jalan
yang sempit menuju rumahnya, rona bahagia terpancar dari wajah cantiknya, ini
merupakan kemenangan pertama bagi Adinda dalam Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ)
dikampungnya. dan Adinda akan mengikuti MTQ ketingkat selanjutnya. tentu hal
itu akan membahagiakan kedua orang tuanya, namun tenyata harapan Adinda jauh panggang dari api, niat baik Adinda
memberikan kebanggaan kepada orang tuanya harus terhenti setelah sang ayah
dengan tegas melarang Adinda mengikuti MTQ dan bahkan tidak membolehkannya
keluar rumah.
Adinda berontak,
ingin rasanya ia bertanya kenapa? Mengapa? dan ada apa dengan ayahnya? Ada apa
dengan keluarga mereka? Kenapa semuanya serba dilarang? Kenapa mereka diasingkan? Kenapa dia tidak
boleh ikut Qasidahan disekolah dan dilarang mengikuti MTQ? keinginan Adinda
seolah selalu bertentangan dengan keinginan sang ayah’ semuanya serba salah
yang membuat Adinda sering menangis tersipu dipojok kamarnya. Apakah Adinda
akan mampu mewujudkan keinginanya mengitu MTQ antar Madrasah Ibtidai’yah seyogyakarta
itu?
Cerita diatas merupakan sepenggal cerita Ayat-Ayat Adinda
yang luar biasa. bagaimana cerita selanjutnya? Tontonlah dibioskop kesayangan
anda ”
Pagi ini aku mendapat undangan istimewa dari Youth Studies
Institute Jakarta untuk menghadiri premier film Ayat-Ayat Adinda di XXI Pondok Indah Mall Jakarta Selatan yang juga
dihadiri oleh Prof. Mahfud Md, para pemain film Ayat –Ayat Adinda dan juga
berbagai aktivis Islam dari berbagai organisasi. Awalnya aku mengira bahwa film
Ayat -Ayat Adinda tak lebih dari sebuah film dakwah yang kaku dan mungkin biasa
saja, akan tetapi masih diadegan pertama
film ini telah mampu meruntuhkan presepsiku, ia menyihirku dan penonton yang
hadir, mengajakku mengenal sosok Adinda yang tangguh lagi berani, ia mendobrak
tradisi dan berani berbeda dengan yang lain.
Tak kalah dengan Adinda kekagumanku tertuju pada Fazlur,
anak yang lucu namun suka menolong, beberapa kali ia mengocok perutku dengan
lawakannya yang khas, yang mengajarkanku bahwa menolong itu penting tapi
membuat orang lain selalu bahagia dan tersenyum dengan kehadiran kita juga
sangat penting, tentu masih banyak tokoh lain yang begitu menginspirasi difilm
ini yang tidak diceritakan semuanya. setelah selesai menonton film ini saya
sempat wawancara dengan Prof. Mahfud Md dan dia sangat mengapresiasi film ini,
filmnya bagus, filmnya bagus kata beliau!
Ia filmnya memang bagus, bahkan sangat bagus, dan anda
tidak akan menyesal menontonnya, film ini adalah rentetan dari berbagai
aktivitas dakwah Gerakan Islam Cinta, yang mengajarkan kepada kita bahwa Islam itu damai, Islam itu ramah bukan marah, film ini
sunguh mengajarkanku banyak hal.
Memang sudah seharusnya umat Islam memahami Islam secara
komprehensif (menyeluruh) dan sudah saatnya pula umat Islam berjihad diranah
karya, bukan lagi pedang yang bicara tapi karya yang harus mengemuka.
Generasi muda harus berani menjadi pengkaji dan
pendobrak yang mempertanyakan kemapanan, merontokkan status quo hukum yang
tidak lagi berpihak pada kenyataan hidup yang terus berubah, karena bahkan wahyu
ilahi bukanlah kalimat mati melainkan sebuah kata kerja yang harus kita jadikan
sebagai pisau kehidupan untuk terus menggali kandungan hikmahnya,
bukan saatnya lagi kita melabeli seseorang kafir atau bukan tapi mari kita berlomba-lomba
berij’tihad dihadapan Tuhan dengan karya terbaik kita masing-masing.
Karena mencintai Islam tidak terpatok pada satu cara/satu
versi saja, untuk itu mari kita cintai Islam ini dengan versi terbik menurut
kita. Dan bagi saya Ayat-Ayat Adinda, dan Gerakan Islam Cinta megajak kita
menemukan Islam yang sesungguhnya. Luar biasa untuk Gerakan Islam Cinta dan
film Ayat Ayat Adinda.
Oleh:
Ali El_nasti .
belajar dari film itu bagus.
BalasHapusfilm2 indonesia itu lebih bagus sebenarnyah,,,dari pada film2 luar negri..because banyak hidayah yang kita petik dari film2 indonesia itu
BalasHapusbenar bangat itu mr vega.
BalasHapus